Breaking News
Antosan Sakedap Nya :D
Rabu, 18 November 2020

 

Latar Belakang

 

Perkembangan Internet yang semakin hari semakin meningkat baik teknologi dan penggunaannya, membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Tentunya untuk yang bersifat positif kita semua harus mensyukurinya karena banyak manfaat dan kemudahan yang didapat dari teknologi ini, misalnya kita dapat melakukan transaksi perbankan kapan saja dengan e-banking, e-commerce juga membuat kita mudah melakukan pembelian maupun penjualan suatu barang tanpa mengenal tempat. Mencari referensi atau informasi mengenai ilmu pengetahuan juga bukan hal yang sulit dengan adanya e-library dan banyak lagi kemudahan yang didapatkan dengan perkembangan Internet.

 

Tentunya, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi Internet membawa dampak negatif yang tidak kalah banyak dengan manfaat yang ada. Internet membuat kejahatan yang semula bersifat konvensional seperti pengancaman, pencurian dan penipuan kini dapat dilakukan dengan menggunakan media komputer secara online dengan risiko tertangkap yang sangat kecil oleh individu maupun kelompok dengan akibat kerugian yang lebih besar baik untuk masyarakat maupun Negara disamping menimbulkan kejahatan-kejahatan baru. Banyaknya dampak negatif yang timbul dan berkembang, membuat suatu paradigma bahwa tidak ada computer yang aman kecuali dipendam dalam tanah sedalam 100 meter dan tidak memiliki hubungan apapun juga

 

Dalam dunia maya (internet), masalah keamanan adalah satu hal yang sangat diperlukan. Karena tanpa keamanan bisa saja data-data dan sistem yang ada di internet bisa dicuri oleh orang lain. Seringkali sebuah sistem jaringan berbasis internet memiliki kelemahan atau sering disebut juga lubang keamanan (hole). Nah, kalau lubang tersebut tidak ditutup, pencuri bisa masuk dari lubang itu. Pencurian data dan sistem dari internet saat ini sudah sering terjadi. Kasus ini masuk dalam kasus kejahatan komputer. Istilah dalam bahasa Inggrisnya : Cybercrime.

 

Perkembangan cybercrime, Awal mula penyerangan didunia Cyber pada tahun 1988 yang lebih dikenal dengan istilah Cyber Attack. Pada saat itu ada seorang mahasiswa yang berhasil menciptakan sebuah worm atau virus yang menyerang program komputer dan mematikan sekitar 10% dari seluruh jumlah komputer di dunia yang terhubung ke internet. Pada tahun 1994 seorang anak sekolah musik yang berusia 16 tahun yang bernama Richard Pryce, atau yang lebih dikenal sebagai “the hacker” alias “Datastream Cowboy”, ditahan dikarenakan masuk secara ilegal ke dalam ratusan sistem komputer rahasia termasuk pusat data dari Griffits Air Force, NASA dan Korean Atomic Research Institute atau badan penelitian atom Korea.

 

Dalam interogasinya dengan FBI, ia mengaku belajar HACKING dan cracking dari seseorang yang dikenalnya lewat internet dan menjadikannya seorang mentor, yang memiliki julukan “Kuji“. Cybercrime dikelompokan dalam beberapa bentuk sesuai modus operandi yang ada, salah satunya yaitu “Cyber Espionage” yang akan dibahas lebih lanjut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

1.1 Pengertian Spionase

Spionase atau tindakan memata-matai adalah suatu tindakan yang melibatkan pemerintah atau secara individual untuk mendapatkan informasi yang rahasia atau sangat penting tanpa adanya izin dari pemilik informasi tersebut. Spionase merupakan kegiatan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi yang biasanya merupakan tindakan ilegal dan dapat dihukum. Tindakan spionase biasa dilakukan berdasarkan permintaan dari suatu instansi baik instansi pemerintahan maupun berasal dari perusahaan untuk kepentingan bisnis.

Permintaan spionase dari pemerintah biasanya merupakan permintaan yang berhubungan dengan kegiatan militer dari musuh sedangkan spionase yang berhubungan dengan perusahaan biasa dikenal dengan istilah spionase industri. Salah satu cara yang efektif untuk mendapatkan data dan informasi mengenai musuh yaitu dengan melalui cara memasuki wilayah musuh. Tugas ini biasa dilakukan oleh mata-mata (agen spionase). Mata-mata dapat membawakan kembali seluruh bagian informasi mengenai ukuran maupun kekuatan dari pasukan musuh.

Mereka bahkan dapat menemukan orang-orang yang tidak setuju dengan gaya perang musuh dan memengaruhi mereka untuk berbalik melawan. Di dalam waktu yang penting, mata-mata dapat mencuri teknologi dan menyabotase pihak musuh dengan berbagai cara. Saat ini, tiap negara telah memiliki hukum yang ketat yang mengatur mengenai spionase dan juga hukuman yang berat bagi mata-mata yang tertangkap.

Akan tetapi, keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan spionase umumnya sangatlah besar sehingga sebagian besar pemerintahan dan perusahaan menggunakannya. Cyber espionage bukan merupakan suatu bentuk kejahatan yang baru namun bukan pula suatu bentuk kejahatan yang lama. Berkat perkembangan teknologi masa kini, kasus-kasus cyber espionage berkembang dengan cepat. Berdasarkan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang keamanan komputer, Symantec, spionase merupakan salah satu ke khawatiran utama dari perusahaan-perusahaan.

Perusahaan mengakui, spionase industri tetap menjadi kekhawatiran utama mereka. Sebanyak 45 persen responden mengakui menemukan orang dalam yang berbahaya. Banyak serangan yang justru berasal dari internal perusahaan, karena masalah persaingan. Ini dianggap lebih berbahaya, karena dibandingkan serangan dari luar yang bisa diantisipasi secara global, serangan dari dalam akan sulit terlacak secara dini.

1.2 Kasus Cyber Espionage

Serangan cyber espionage sendiri menggunakan perantara melalui virus dengan cara mengirimkan virus masuk ke komputer lawan dan kemudian virus tersebut akan memantau aktivitas yang terjadi di komputer yang dimasukinya. Seperti halnya kasus yang terjadi di Timur Tengah, terutama di Iran dimana virus komputer baru bernama Flame dikabarkan telah menyerang ratusan komputer. Virus baru yang sangat pintar itu diduga dibuat Israel untuk mengacaukan program nuklir Iran.

Flame tak hanya mampu mengambil seluruh data yang tersimpan di dalam komputer yang terinfeksi, tapi juga mampu memantau seluruh aktivitas pengguna komputer, dengan cara mengambil gambar layar yang sedang dibuka dan merekam tombol-tombol yang ditekan pada papan ketik (keystrokes). Flame juga bisa mengaktifkan sistem audio komputer, termasuk mikrofon, sehingga bisa menguping setiap pembicaraan pengguna.

Keunggulan lain Flame adalah mengakses telepon seluler berkoneksi bluetooth yang berada di sekitar komputer terinfeksi. Kemampuan dari virus tersebut digunakan untuk memata-matai bahkan dapat digunakan untuk melakukan sabotase terhadap negara yang diserangnya. Selain serangan yang dilakukan oleh Israel, Iran juga melakuakn serangan siber ke negara lawan seperti yang dilakukan Iran saat melakukan serangan terhadap salah satu bank terbesar di Amerika Serikat, JP Morgan Chase, sehingga membuat situs bank tersebut down.

Kasus serangan siber ke institusi keuangan di Amerika Serikat sudah sering terjadi dalam beberapa bulan belakangan ini. Tercatat, bank-bank besar AS, seperti Wells Fargo, Bank of America, Chase, Citigroup, dan HSBC, sudah terkena serangan Ddos (distributed denial of service). Pihak pemerintah Amerika Serikat dan peneliti keamanan menduga, Iran merupakan pihak yang bertanggung jawab atas masalah tersebut. Penjahat siber ini menyerang dengan memanfaatkan injeksi malware. Melalui malware ini, penjahat tersebut dapat menyusup ke server dan mengambil data dari korbannya.

Selain serangan cyber espionage yang dilakukan oleh negara Timur Tengah seperti Iran dan Israel, serangan siber espionage juga dilakukan oleh Korea Utara terhadap negara tetangganya, Korea Selatan. Seperti yang diberitakan oleh Kompas, sejumlah perusahaan keamanan siber memperingatkan bahwa para peretas Korea Utara dalam menjalankan aksinya tidak hanya berupaya dalam menghapus data dari perangkat penyimpan jaringan komputer yang mereka serang namun mereka juga berupaya untuk mencuri rahasia-rahasia militer dua musuh besarnya, Amerika Serikat dan Korea Selatan. Para periset Laboratorium McAfee yang berbasis di Santa Clara, California, Amerika Serikat, menyatakan virus jenis malware terdeteksi sengaja sengaja dirancang dan diunggah khusus untuk mencari informasi yang mengacu pada kata-kata tertentu.

Kata-kata yang menjadi acuan bagi malware tersebut bekerja misalnya “pasukan AS di Korsel”, latihan perang”, atau bahkan “rahasia”. Malware tersebut diperkirakan sudah tertanam sejak tahun 2009 bahkan pada tahun 2007 telah dideteksi malware yang lebih kurang serupa.

Serangan cyber espionage juga dilakukan dengan menggunakan virus Stuxnet. Stuxnet merupakan virus yang dipercayai dibuat oleh Amerika Serikat dan Israel untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Virus ini ditemukan pada bulan Juni 2010. Virus Stuxnet didesain bekerja dengan cara hanya memasuki Siemens supervisory control and data acquisition (SCADA). Virus Stuxnet didesain hanya menyerang sistem tersebut dikarenakan sistem tersebut yang digunakan oleh pihak Iran untuk mengontrol dan dan memonitor proses industri fasilitas nuklir Iran. Stuxnet akan memasuki sistem tersebut dan melakukan aktivitas pengintaian dan menumbangkan sistem industri dan menyertakan programmable logic controller rootkit yang akan mengambil alih kontrol dari komputer yang diserang.

Amerika Serikat dan Israel berhasil melumpuhkan fasilitas nuklir Iran dengan menggunakan serangan dari virus Stuxnet. Virus tersebut berhasil menyabotase fasilitas pengolahan uranium yang berada di Natanz. Virus tersebut menyebabkan penurunan kapasitas sebesar 30 persen. Virus tersebut menyabotase mesin pemutar dengan cara pertama menaikkan kecepatannya dan kemudian menurunkan kembali sehingga membuat mesin pemutar menjadi rusak.

Pencurian dokumen terjadi saat utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa berkunjung di Korea Selatan. Kunjungan tersebut antara lain, guna melakukan pembicaraan kerja sama jangka pendek dan jangka panjang di bidang pertahanan.

Delegasi Indonesia beranggota 50 orang berkunjung ke Seoul untuk membicarakan kerja sama ekonomi, termasuk kemungkinan pembelian jet tempur latih supersonik T-50 Golden Eagle buatan Korsel dan sistem persenjataan lain seperti pesawat latih jet supersonik, tank tempur utama K2 Black Panther dan rudal portabel permukaan ke udara. Ini disebabkan karena Korea dalam persaingan sengit dengan Yak-130, jet latih Rusia.

Sedangkan anggota DPR yang membidangi Pertahanan (Komisi I) menyatakan, berdasar informasi dari Kemhan, data yang diduga dicuri merupakan rencana kerja sama pembuatan 50 unit pesawat tempur di PT Dirgantara Indonesia (DI). Pihak PT DI membenarkan sedang ada kerja sama dengan Korsel dalam pembuatan pesawat tempur KFX (Korea Fighter Experiment). Pesawat KFX lebih canggih daripada F16. Modus dari kejahatan tersebut adalah mencuri data atau data theft, yaitu kegiatan memperoleh data komputer secara tidak sah, baik digunakan sendiri ataupun untuk diberikan kepada orang lain.

0 komentar: